Electrified

08/07/2025

Hasil Pengembangan Selama 27 Tahun, Mobil Hybrid Toyota Memiliki Banyak Teknologi Canggih

Pemerintah memberikan insentif PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah) mobil hybrid sebesar 3% untuk meningkatkan animo masyarakat terhadap mobil ramah lingkungan tersebut. Produk buatan lokal Toyota yang mendapatkan benefit tersebut adalah Kijang Innova Zenix HEV dan Yaris Cross HEV.

Dikutip dari Pressroom Toyota Indonesia, sejarah global Hybrid EV dimulai oleh Toyota Prius generasi pertama yang diluncurkan pada bulan Oktober 1997. Sedan ini dinobatkan sebagai kendaraan penumpang hybrid produksi masal pertama di dunia. 

Dengan tubuh yang cukup kompak untuk kendaraan elektrifikasi perkotaan, Prius memiliki level efisiensi bahan bakar 28 km/liter dalam siklus uji 10-15 Jepang. Secara gemilang Prius berhasil mencapai target yang ditetapkan terkait konsumsi bensin irit dan emisi gas buang rendah.

Prius dilengkapi mesin bensin 1.500 cc VVT-i Atkinson-cycle bertenaga 58 PS pada 4.000 rpm dan motor listrik yang diatur oleh sistem berlabel Toyota Hybrid System (THS). THS secara optimal menyeimbangkan kekuatan mesin dan motor listrik agar sesuai dengan kondisi berkendara. 

Prius secara signifikan mengurangi kehilangan energi melalui mekanisme mematikan mesin saat idle dan sistem pengereman regeneratif untuk mengubah energi kinetik menjadi energi listrik ketika pengereman. Bermodalkan mesin setara dengan mobil bensin yang ada, Prius menggandakan efisiensi bahan bakar dan mengurangi emisi hingga setengah.

Teknologi Mesin Bensin yang Canggih pada Hybrid EV

Dikutip dari Pressroom Toyota Indonesia, sejak awal sampai sekarang Toyota konsisten memilih Atkinson cycle dengan prinsip kerja yang sedikit berbeda namun signifikan manfaatnya dalam meningkatkan efisiensi mesin ketimbang Otto cycle mesin ICE pada umumnya.

Secara garis besar, kedua siklus sama yakni mesin pembakaran dalam 4 siklus kerja. Bedanya terkait kinerja katup yang mengatur masuknya BBM dan udara (katup isap) dan gas buang hasil pembakaran (katup buang) yang diatur untuk meningkatkan efisiensi mesin.

Pada Atkinson cycle, intake valve atau katup masuk tertutup lebih lambat saat langkah isap daripada siklus Otto. Ketika piston sudah mulai bergerak ke atas untuk memulai langkah kompresi, katup masuk masih membuka yang menyebabkan sejumlah campuran udara dan bahan bakar dikeluarkan lagi dari ruang bakar menuju saluran masuk.

Teknologi Dual VVT-i yang mengatur timing intake valve, membuat siklus Atkinson memiliki beberapa kelebihan dibanding siklus Otto pada ICE (Internal Combustion Engine) biasa. Sehingga, semua HEV Toyota menggunakan engine yang memiliki efisiensi tinggi ini.

Seperti bahan bakar yang dipakai relatif lebih sedikit karena proses kompresi yang lebih pendek, efisiensi thermal mesin lebih tinggi, emisi lebih rendah akibat temperatur gas buang lebih rendah, dan menyediakan udara bertekanan pada siklus selanjutnya. Mirip prinsip kerja turbo akibat intake valve terlambat menutup.

Series Parallel Hybrid System yang Dikendalikan oleh THS

Rangkaian kerja HEV Toyota sering disebut sebagai Series-Parallel Hybrid System. Teorinya, mesin bensin memiliki dua fungsi: sebagai sumber tenaga penggerak roda dan mengisi daya baterai hybrid. Kedua tugas tersebut dikerjakan bergantian atau serempak sesuai kebutuhan di lapangan.

Series-Parallel Hybrid System Toyota terdiri atas beberapa komponen utama: mesin bensin, motor listrik, generator listrik, Power Control Unit, dan Power Split Device (PSD) yang membagi distribusi tenaga dari mesin bensin, motor listrik, dan generator listrik.

Terdapat pengendali Toyota Hybrid System (THS) yang sudah mencapai generasi ke-5 seperti pada All New Kijang Innova Zenix HEV. THS menggunakan teknologi penghematan konsumsi bensin yang secara halus dan tanpa jeda berpindah antara penggerak mesin bensin (hybrid engine) dan motor listrik, sekaligus menggabungkan keduanya saat dibutuhkan secara bersamaan.

Sanggup beradaptasi pada berbagai kondisi berkendara, THS mengendalikan tenaga dari kedua sumber daya dan menginstruksikan mobil untuk menyinergikan keduanya guna memperoleh efisiensi dan performa terbaik.

Mesin bensin tidak akan aktif ketika mobil berhenti, seperti di lampu merah, selama kapasitas baterai belum waktunya diisi ulang. Dalam kondisi stop and go, sistem ini memastikan HEV Toyota sanggup menghemat bensin dalam jumlah yang besar dengan mematikan mesin bensin dan motor listrik. 

Ketika mulai akselerasi, motor elektrik masih memegang peran untuk menjalankan mobil yang di-support oleh hybrid engine untuk berjalan lebih cepat lagi. Dengan kapasitas baterai dan power motor listrik yang lebih besar, potensi penggunaan mesin bensin semakin rendah sehingga mengurangi polusi dan konsumsi bensin lebih banyak lagi.

Waktu akselerasi penuh atau menghadapi beban berat seperti jalan menanjak, hybrid engine dan motor listrik secara otomatis bahu-membahu menyalurkan tenaga seoptimal mungkin tanpa mengorbankan konsumsi bensin. 

Saat berlari konstan seperti di jalan tol, kedua motor penggerak kembali bersinergi menggerakkan roda. Bila tenaga dari motor listrik dirasa berlebih, maka akan disalurkan untuk mengisi daya baterai. Sistem ini sangat efektif untuk memperluas penggunaan motor listrik dan mengurangi peran mesin bensin semaksimal mungkin.

Ketika pengereman, motor listrik membangkitkan tenaga listrik dari tenaga kinetik rem guna mengisi daya baterai melalui fitur Energy Regenerative Brake System. Dengan begitu, peluang motor listrik untuk terus bekerja lebih besar sehingga konsumsi bensin dapat ditekan lebih rendah dan semakin minim emisi. 

Adanya EV Mode membuat pengemudi dapat merasakan pengalaman unik khas mobil listrik yang berlimpah torsi, senyap, dan zero emission. Daya jelajah mode full elektrik ini memastikan masyarakat dapat berpartisipasi mengurangi polusi udara tanpa perlu mengubah kebiasaan mobilitasnya.

THS mengurangi peran mesin bensin dan menambah kontribusi motor listrik selama mungkin dalam berbagai skenario berkendara. Klaimnya, baik konsumsi bensin dan emisi dapat ditekan sekitar 50% ketimbang mesin konvensional dengan kapasitas sama.

Platform TNGA dan Teknologi Toyota Safety Sense

Hadir di tahun 2015, Prius Gen-4 menjadi pelopor aplikasi all new platform Toyota New Global Architecture (TNGA). TNGA memberikan pusat gravitasi lebih rendah dan kekakuan struktural yang lebih tinggi, bersama pengembangan lainnya yang memungkinkan peningkatan pengendalian, kelincahan, dan aerodinamika. Sehingga berkontribusi pada desain eksterior yang sama sekali baru, serta interior yang lebih lapang.

Mobil ramah lingkungan ini dirancang untuk memberikan penghematan bahan bakar yang signifikan dalam bentuk yang lebih ringkas, ringan, dan canggih. Tujuan ini dicapai melalui pengembangan generasi baru sistem penggerak dengan kemajuan signifikan dalam teknologi baterai, motor listrik, dan mesin bensin.

Toyota Prius juga memulai babak baru teknologi Toyota Safety Sense (TSS). Fitur-fitur pada teknologi keamanan aktif ini kian melindungi pengemudi dan penumpang yang ada di dalamnya. Satu persatu mobil Toyota di Indonesia dilengkapi dengan fitur canggih ini.

Etalase Kecanggihan Hybrid Engine Kijang Innova Zenix HEV

Hybrid engine Kijang Innova Zenix HEV merupakan salah satu etalase kecanggihan teknologi hybrid Toyota di Indonesia. Mesin spesial yang didedikasikan untuk platform TNGA-C ini, mengusung teknologi advanced Dynamic Force Engine yang efisien dan bertenaga.

TNGA engine 2.0L M20A-FXS 1.987 cc 4 silinder Dual VVT-i bertenaga 152 PS pada 6.000 rpm dan torsi 19,1 Kgm pada 4.400-5.200 rpm. Diperkuat motor listrik berdaya 113 PS dan torsi 21 Kgm untuk menghasilkan tenaga gabungan 186 PS.

Dynamic Force Engine diciptakan berdasarkan strategi untuk meningkatkan thermal efficiency mesin. Langkah piston yang lebih panjang (long stroke) ketimbang diameter piston untuk meningkatkan torsi. Aliran udara di lubang intake dan exhaust juga dikondisikan sama, serta mengoptimalkan manajemen panas mesin dengan sistem pendingin variabel.

Sistem D-4S dapat mengatur dua injektor terpisah untuk menyemprotkan bahan bakar dengan tekanan tinggi ke kepala piston dan intake secara bersamaan, atau salah satu saja tergantung dari putaran mesin, suhu, dan parameter lainnya.

Dengan thermal efficiency yang lebih optimal, performa mesin meningkat, lebih efisien mengolah bensin, dan pastinya lebih ramah lingkungan karena emisi sangat rendah. Motor listrik yang compact dikembangkan untuk meningkatkan power.

Tersedia mode berkendara Eco, Normal, Power, dan EV (Electric Vehicle). Selama menggunakan mode Power, respons terhadap perubahan rasio sabuk baja ditingkatkan sehingga pengemudi dapat lebih merasakan G-force. Mode EV memastikan motor listrik bekerja mandiri untuk memberikan pengalaman berkendara mobil listrik murni yang zero emission.

Downsized transaxle sebagai penyalur tenaga ke roda depan, ditingkatkan kinerjanya untuk menyediakan efisiensi terbaik. Baterai hybrid dikemas dalam paket yang kompak dan memiliki penyimpanan tenaga listrik yang maksimal di bawah kedua jok depan.

Hasil pengujian Toyota Indonesia membuktikan konsumsi bensin Kijang innova Zenix HEV lebih hemat ketimbang versi Gasoline. Dengan efisiensi mesin tinggi, Kijang Innova Zenix HEV mencatat konsumsi bensin 19,2 km/liter. Bahkan lebih irit dari Kijang Innova Diesel generasi sebelumnya yang diklaim orang sebagai yang paling irit.

Jika dihitung sejak kelahiran Prius Gen-1 di tahun 1997, artinya teknologi hybrid Toyota telah berkembang selama lebih dari 27 tahun. Dengan semangat continuous improvement, Toyota mengembangkan teknologi Hybrid EV supaya dapat meningkatkan nilai-nilai yang menjadi kekuatannya: hemat bensin, kabin hening, dan emisi sangat rendah. 

Hasilnya adalah sebuah kendaraan elektrifikasi yang sanggup memenuhi kebutuhan dan gaya hidup pelanggan menuju masyarakat netralitas karbon dengan cara yang paling memungkinkan. Karena terbukti tangguh dan andal, Hybrid EV Toyota menjadi mobil ramah lingkungan paling relevan dan populer di Indonesia saat ini.